Ada tiga teknologi pintar yang digunakan dalam pelaksanaan ibadah haji tahun ini. Ketiganya adalah robot pintar, gelang pintar dan kartu pintar. Adanya teknologi tersebut membuat pelaksanaan ibadah haji menjadi lebih nyaman di tengah pandami covid 19 uang semakin ganas.
Menurut Hamad Al-Eshiwan, dari direktur media center di Kementerian Haji dan Umrah para jamaah yang tiba akan memiliki akses langsung ke tiga teknologi pintar tersebut, yaitu kartu pintar, gelang pintar dan robot pintar. Adapun fitur yang disediakan dalam kartu pintar selain komunikasi jarak dekat (NFC) ada barcode yang akan menyimpan informasi pribadi, medis, dan tempat tinggal para jamaah haji. Pada kartu pintar ini juga dapat memandu jamaah haji ke tempat tempat-tempat suci.
Ditambahkan oleh Eshiwan bahwa kartu diberi kode warna yang berbeda dan memungkinkan jemaah untuk memeriksa rute perjalanan dan jadwal haji yang telah direncanakan sebelumnya. Melalui kartu ini, peziarah dapat memilih makanan sehari-hari dan dapat membantu menghindari tempat-tempat ramai.
Dikutip dari laman arabnews, selain kartu pintar ini ada gelang pintar. Teknologi gelang pintar yang hanya dibagikan kepada para jamaah haji tahun ini ada sekitar 5.000, dilengkapi dengan GPS dan menggunakan data untuk teknologi Internet of Things (IoT). Gelang dalam bentuk jam tangan ini menyediakan layanan terintegrasi yang mencakup semua data pribadi seorang peziarah, termasuk status kesehatan terkait COVID-19. Menurut Dr Abdullah bin Sharaf Al-Ghamdi, presiden SDAIA, adanya gelang pintar sebagai langkah penting untuk melayani para peziarah.
“Peziarah yang memakai gelang ini dapat memeriksa detak jantung dan tingkat oksigen mereka. Mereka juga dapat meninjau status kesehatan mereka karena gelang ini terhubung dengan aplikasi Tawakkalna,” katanya.
Selain itu, dengan gelang pintar, para jamaah haji dapat melaporkan masalah keamanan atau mencari bantuan dari pusat kendali yang mencakup perwakilan dari berbagai otoritas kesehatan, keamanan, dan haji.
“Pusat kendali dapat memantau segala sesuatu yang terjadi pada para jamaah haji, apakah itu masalah keamanan atau kesehatan, atau bahkan kecelakaan. Gelang ini juga dapat membantu pihak berwenang mengambil tindakan saat dibutuhkan,” tambahnya.
Selain itu ada juga robot pintar yang dikerahkan untuk membersihkan Masjidil Haram dan menjaganya bebas dari bakteri setelah pandemi. Sebelumnya pihak berwenang Arab Saudi telah meluncurkan layanan robot pintar bulan lalu ketika 10 robot bergabung dengan tim desinfeksi Masjidil Haram.
Robit-robot ini membantu mencegah penyebaran COVID-19 dengan secara rutin melakukan disinfeksi Masjidil Haram. Robot dilengkapi dengan program khusus untuk menganalisis persyaratan desinfeksi di area yang ditentukan. Mereka dapat beroperasi antara lima dan delapan jam tanpa campur tangan manusia.
Itulah tiga teknologi pintar yang digunakan dalam pelakasanaan ibadah haji tahun ini. Hanya ada 60.000 peziarah yang dapat melakukannya setelah melalui seleksi yang ketat. Pemerintah Arab Saudi membatasi pelaksanaan ibadah haji tahun ini dengan alasan pandemi Covid yang masih terus meninggi. (AN)