Bagaimana jadinya bila tiga praktisi filsafat dari field berbeda dipersatukan dalam sebuah forum yang membahas soal inklusivitas umat beragama di Indonesia?
Pada perhelatan International Conference on Religious Moderation (ICROM) 2023 di Yogyakarta nanti, program PUTCAST, podcast Mojok yang mengobrolkan soal berbagai macam topik dan pengalaman menarik dari tokoh-tokoh terpilih, bakal digelar perdana secara on stage di acara tersebut, dengan tajuk “PUTCAST Live on Stage” besok Kamis, 24 Agustus 2023 di hotel The Rich Jogja, pada pukul 19.55 WIB.
PUTCAST Live on Stage ini akan menggandeng ahli filsafat Dr. Fahrudin Faiz dan Habib ‘Millenial’ Husein al Hadar sebagai pembicara utama, yang dipandu langsung oleh kepala suku Mojok, Puthut EA.
Tiga praktisi filsafat yang sama-sama jadi penulis buku dan punya kelompok komunitasnya sendiri itu, akan berbincang soal harmoni keragaman dan pemahaman Islam di Indonesia.
Hal ini menarik, sebab, meski ketiga tokoh tersebut memiliki latar belakang pendidikan filsafat, mereka ada dalam field yang berbeda. Dr. Fahrudin Faiz adalah seorang dosen ahli filsafat, Habib Husein al Hadar sebagai pendakwah, sementara Puthut EA adalah sastrawan.
Tentunya, dalam acara tersebut kita akan disuguhi dialog tentang bagaimana merangkul perbedaan menjadi sumber toleransi, kedamaian, dan inklusivitas, dalam keseharian kita dengan menggunakan dimensi perspektif yang berbeda.
Selain dialog dan diskusi interaktif yang merangkum perspektif dari berbagai lapisan masyarakat, acara ini juga akan menampilkan pertunjukan dari musisi kondang Indonesia, Iksan Skuter, yang tentunya jadi angin segar dalam daftar acara ICROM 2023.
Sayang untuk dilewatkan bukan?
Makanya, sebelum terlambat segera daftarkan diri kalian dalam perhelatan ICROM 2023. Cara daftarnya sederhana, cukup klik link ini ( https://ktbs.in/daftar-icrom ), kemudian isi formulir yang tertera di sana. Atau datang langsung ke acara pembukaan besok.
Setelah selesai, silahkan unduh aplikasi Kitabisa dan berdonasi, sekurang-kurangnya 25ribu rupiah (boleh lebih), untuk disalurkan ke program “Semua Bisa Sekolah” yang berfokus membantu pendidikan anak-anak penyintas konflik sosial.
Jadi, tunggu apa lagi?